Sunday, 13 January 2013

MALAIKAT TANPA SAYAP


MALAIKAT  TANPA SAYAP
                                               
A.  ANALISIS
Pemeran dalam film ini diantaranya adalah Vino yang diperankan oleh Adi Pati Dolken, Mura yang diperankan oleh Maudy Ayunda dan Amir yang diperankan oleh Surya Saputra berperan sebagi ayah Vino. Selain itu juga ada pemeran pembantu diantaranya  levrand yang diperankan oleh Ikang Fauzi yang berperan sebagai ayah mura, Mirna yang diperankan oleh Kinar Yosih berperan sebagai ibu Vino dan istri Amir, Wina yang diperankan oleh Geccha Qheacwet yang berperan sebagai adik Vino. Kemudian ada calo organ tubuh manusia, dan pelukis kaca.
Vino adalah anak sma yang mana mengalami broken home, dulu keluarganya kaya namun, karena orang tuanya yaitu Amir  hutang bank dan tidak mampu melunasinya akhirnya rumahnya disita dan tinggal di kontrakan. Kemudian Amir bekerja sebagi supir taksi yang tak mampu menyukupi semua kebutuhan keluarga, termasuk masalah SPP sekolah dan membayar kontrakan. Suatu hari Vino di DO dari sekolah karena belum membayar SPP selama 3 bulan. Kemudian Vino pulang, di rumah ibu dan ayahnya bertengkar lalu ibunya  pergi meninggalkan ayah, adik dan vino sendiri. Vino merasa down dia bingung apa yang harus dia lakukan, karena pada saat itu juga adiknya mengalami kecelakaan dikamar mandi yang mana harus segera di beri penanganan lanjut agar tidak berakibat fatal. Masalah lain muncul lagi yaitu pemilik kontrakan yang menagih uang kontrakan yang sudah nunggak selama 3 bulan juga. Vino semakin tertekan dia hampir saja melakukan pencurian motor, namun ketangkap warga. Di dalam kebingungannya itu ada seorang calo yang menawarkan untuk menjual organ tubuh bagian dalam kepada Vino dengan mengiming-imingi dana yang sangat besar, namun Vino menolak hal tersebut. Vino masih berfikir akan hal itu, bahkan dia sempat mau bunuh diri. Untungnya disitu ada Mura yang mencegah Vino. Kemudian mereka saling mengenal dan berbagi kasih bersama.
Setelah berfikir, Vino akhirnya menemui calo pencari donor organ dalam tadi, dan Vino rela mendonorkan organ dalamnya demi adik, rumah, dan keluarganya. Disini Vino seolah-olah menggantikan peran Amir seorang ayah, sehingga membuat Amir merasa bahwa Vino tidak respect lagi kepadanya. Seiring berjalannya waktu ternyata Vino dam Mura berbagi kasih bersama. Vino sudah mendapatkan apa yang dulu dia pernah punya dan apa yang dia inginkan. Vino, Amir,dan wina kembali ke rumahnya dulu yang disita oleh bank. Vino merasa senang karena dia juga mendapatkan cinta dari Mura.  Vino lupa bahwa dia akan mengorbankan jantungnya dengan kata lain dia akan mati. Namun dia enggan untuk mendonorkan jantungnya karena dia sudah merasakan indahnya hidup. Si calo terus mengejarnya dan membujuknya untuk tetap mendonorkan jantungnya yang ternyata akan di donorkan kepada Mura. Vino tidak percaya akan hal itu, lalu dia mencoba mencari tahu sendiri dan akhirnya Vino pun percaya akan hal itu. Karena Vino merasa akan meninggalkan hidupnya, Vino mencoba memberikan kepada orang terdekatnya suatu kebaikan sebalum dia mati. Vino mencoba berbuat baik kepada ayahnya yang selama ini komunikasinya kurang harmonis. Vino juga mencoba membuat Mura bahagia. Vino pun memberi semangat hidup untuk Mura yang sedang dalam masa sekarat. Dan vino berjanji pada Mura kalu Vino akan menemani Mura selamanya dan hidup bersama selamanya.
Singkat cerita ketika si calo sudah meminta tanda tangan atas surat pernyatan donor jantung kepada Vino, vino pun menandatangani surat tersebut dan kemudian pulang membawa beberapa butir obat / racun untuk bunuh diri. Kemudian Vino pulang dan masuk kamar, dia menyematkan 3 surat ke dalam saku bajunya sebelum dia menelan obat / racun tersebut. Sementara Vino di dalam kamar sekarat, di luar ibu dan ayah Vino memperebutkan Wina namun, wina tidak mau ikut bersama ibunya. Hingga pacar ibunya masuk ke dalam rumah dan kemudian menembak Amir (ayah Vino). Kemudian Amir dan Vino di bawa ke rumah sakit, di sana calo sudah menunggu Vino untuk diambil jantungnya. Namun, ternyata Amir mengetahui kalau Vino akan mendonorkan jantungnya karena pada suatu malam Amir tidak sengaja menemukan surat di dalam lemari Vino yang berisi tentang kepergiannya (kematiannya). Lalu Amir bilang kepada si calo kalau dia yang menggantikan donor jantung Vino. Vino dan Mura mengetahui pengorbanan ayah Vino, dan mereka berdua ziarah ke makam Amir bersama. Vino dan Mura hidup bersama sedangkan Wina di rawat oleh ayah Mura. Mereka hidup bahagia meski tanpa ada Ayah dan ibu Vino.
Dari ringkasan cerita di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa, karena krisis ekonomi membuat keluarga Vino tidak harmonis dan tidak mampu mempertahankan rumah tangga. Bahkan cara apa saja dilakukan untuk mendapatkan uang. Namun, di sana di gambarkan sosok Amir (ayah Vino) yang begitu sabar menghadapi masalah tersebut. Sayangnya istri dan anaknya tidak ada yang berpihak kepadanya. Bahkan anak dan istrinya menganggap Amir tidak mampu apa-apa. Intinya, karena permasalahan ekonomi lah yang membuat keluarga tersebut terpecah dan tidak harmonis, karena kurang adanya rasa menerima dan bersyukur serta mengingat Allah dari masing-masing anggota keluarga. Walaupun ada mungkin hanya Amir sang ayah lah yang bisa menerima keadaan tersebut dan sabar dalam krisi ekonomi tersebut. Hanya saja Amir kurang tegas dalam menghadapi masalh tersebut, hingga ia di tinggal istrinya pergi, dan tidak di hormati anaknya. Dia nampak lemah di cerita tersebut.

B.  SOLUSI
            Solusinya adalah, untuk anak-anak Amir khusunya Vino mendekatkan diri kepada Allah, sabar menerima cobaan, jangan berpikiran pendek, berfikir dulu sebelum bertindak dan tetap menghargai, menghormati orang tua dalam keadaan apapun meskipun pada saat itu orang tua tidak mampu menyukupi apa yang kamu butuhkan. Karena mereka tetap orang tua yang telah membesarkan mu. Untuk istri Amir mendekat diri kepada Allah, sabar menerima cobaan, jangan meninggalkan suami di saat ekonomi dalam keadaan krisis, beri semangat dan motivasi kepada suami, ingat anak-anak yang butuh belai kasih seorang ibu, jangan mementingkan kesenangan pribadi tapi fikirkan anak-anak dan suami, jangan kabur dari masalah tapi selesaikan lah masalah denga kepala dingin dan sikap toleransi serta kebersamaan. Untuk Amir lebih mendekatkan diri kepada Allah dan bersabar menerima cobaan, bersikaplah lebih tegas sebagai seorang suami dan ayah kepada istri dan anak-anak mu, agar tidak direndahkan oleh mereka. Karena kewibawaan seorang ayah akan mempengaruhi sikap istri dan anak-anak kepadamu. Untuk Mura jangan putus semangat untuk meraih masa depan karena hidup tidak akan ada yang membatasi kecuali takdir.

No comments:

Post a Comment