A. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Agama memiliki prioritas pada program yang telah didasarkan oleh pendekatan
eksistensialis dalam pendidikan. Yang terpenting disini adalah bahwa sugesti
tersebut merupakan hasil dari filosof religius. Para eksistensialis percaya
bahwa seorang murid harus diserahi kebebasan untuk membentuk wawasan keagamaan,
jika ia telah berada di dalam jalan yang benar. Sekolah yang ideal adalah suatu
yang mengijinkan murid untuk memperbaiki kesalehan, tak masalah doktrin mana
yang dipillihnya.[1] Tujuan
pendidikan adalah membuat peserta didik menjadi sadar terhadap keberadaan
kesadarannya, sehingga ia dapat merealisasikan dirinya sendiri sebagai manusia.
Hal itu adalah adalah tugas guru untuk menginisiasi pada peserta didik,
kemampuan untuk menjadi dirinya sendiri.[2]
Dalam relitanya pendidikan agama belum sepenuhnya mampu menciptakan peserta
didik yang bermoral baik, bahkan kesadaran atas keberadaan dirinya sendiripu
belum terealisasikan secara sempurna. Banyak anak madarasah yang memiliki
perilaku tidak baik. dan mereka tidak sadar bahwa mereka anak madrasah yang
berasakan pendidikan islam.
Masalah tersebut bisa disebabkan karena beberapa faktor, misalnyan
lingkungan dan pergaulan. Sehingga untuk
menciptakan manusia yang bermoral dan berakhlaq mulia, maka harus disiapkan
lingkungan yang bai dan pendidik yang mampu mengarahkan para peserta didik ke
jalan yang lurus. Sehingga mampu menghasilkan manusia yang berakhlaqul karimah.
2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Hakikat dan Konsep Pendidikan di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso
kaliwungu Kudus?
2.
Bagaimana Tujuan, Visi, Misi
Pendidikan di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu Kudus?
3.
Bagaimana Metode dan kurikulum Pendidikan di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso
kaliwungu Kudus?
4.
Bagaimana Peran Lingkungan Terhadap Pendidikan serta Penerapan Pendidikan
Berkarakter di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu Kudus?
B. PEMBAHASAN
TEORI
1.
Hakikat dan Konsep Pendidikan.
Suatu pendidikan dinamakan pendidikan islam, jika pendidikan itu bertujuan
membentuk individu menjadi bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah
dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah.[3]
Pada hakikatnya, pendidikan islam adalah suatu proses yang berlangsug kontiniu
/ berkesinambungan, berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang diemban
oleh pendidikan islam adaalh pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung
sepanjang hayat. Konsep ini bermakna
bahwa tugas pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang senantiasa
tumbuh berkembang secara dinamis, mulai dari kanndungan sampai hayatnya.[4]
Konsep pendidikan islam pada dasarnya berusaha mewujudkan manusia yang baik
atau manusia universal (insan kamil) yakni sesuai dengan fungsi diciptakannya
manusia dimana ia membawa dua misi, yaitu: pertama sebagai ‘Abdullah (hamba
allah) dan kedua, khalifatullah fil ardl (wakil Allah di muka bumi).
2.
Tujuan, Visi, Misi Pendidikan.
Tujuan dalam proses kependidikan islam adalah idealitas (cita-cita) yang
mengandung nilai-nilai islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan
yang berdasarkan ajaran islam secara bertahap.
Pendidikan juga bertujuan sebagai perwujudan nilai-nilai islami dalam
pribadi manusia didik yang diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses
terminal pada hasil (produk) yang berkepribadian islam yang beriman, bertaqwa,
dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah
yang taat.
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan
yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sedangkan pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan
sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan
mempunyai visi yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah.[5]
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan Visi.
Dalam rangka mewujudkan Visi
Pendidikan Nasional dan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Misi Pendidikan Nasional adalah:
a.
mengupayakan
perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi
seluruh rakyat Indonesia;
b.
membantu dan
memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini
sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
c.
meningkatkan
kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan
pembentukan kepribadian yang bermoral;
d.
meningkatkan
keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan
ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
standar nasional dan global.
e.
memberdayakan
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip
otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
3.
Metode dan kurikulum Pendidikan.
Metode adalah suatu cara tertentu yang disusun secara sistematis untuk
memper mudah pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dalam proses pendidikan islam, metode
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan. Metode menjadi sarana yang melaksanakan materi
pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga
dapat di pahami oleh anak didik menjadi pengertian-pengertian yang fungsional
dalam tingkah lakunya. Dalam proses kependidikan tidak akan mungkin satu metode
dipakai, akan tetapi harus diselingi dengan metode yang lain. Kemampuan seorang
pendidik mengaplikasikan berbagai macam metode adalah menjadi sangat penting
dalam proses pendidikan islam, karena guru adalah pelaku dalam penyampaian
metode.[6]
Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003,
kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
dalam penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.[7] Justifikasi bagi keberhasilan suatu kurikulum sangat
tergantung pada kreatifitas dan penampilan guru. Guru yang kreatif dan
berpenampilan baik dapat mendorong keberhasilan murid. Keberhasilan sebuah
kurikulum adalah terutama ditetapkan oleh suatu proses pembelajaran yang dapat
memberikan nilai-nilai tertentu untuk mencapai keberhasilan hidupnya.[8]
4.
Peran Lingkungan Terhadap Pendidikan serta Penerapan Pendidikan
Berkarakter.
Lingkungan atau tempat berguna untuk menunjang suatu kegiatan, termasuk
kegiatan pendidikan, karena tidak ada satupun kegiatan yang tidak memerlukan
tempat dimana kegiatan itu diadakan.[9]
Lingkungan islam adalah suatu institusi atau lembaga di mana pendidikan itu
berlangsung. Salah satu sistem yang memungkinkan proses kependidikan islam
berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mencapai
tujuannya adalah institusi atau kelembagaan pendidikan islam. Lingkungan
Tarbiyah Islamiyah itu adalah suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat
ciri-ciri keislaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan islam dengan
baik.
Dari beberapa pengertian dapat disimpulakan, bahwa pendidikan karakter
adalah pendidikan yang digunakan untuk membantu menjadikan karakter yang
optimal. Pendidikan karakter mampu melatih potensi peserta didik. Pendidikan
karakter juga dapat melatih kebiasaan tingkah laku yang baik dan sesuai dengan
nilai-nilai Universal dan tradisi budaya yang religius. Dan pendidikan karakter
juga membahas peserta didik agar menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan
mempunyai banyak wawasan kebangsaan.
REALITA
1.
Hakikat dan Konsep Pendidikan di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu
Kudus.
Konsep dari madrasah tersebut adalah menciptakan peserta didik yang
bermoral dan beragama. Pembentukan moral di madrasah ini sudah cukup
terealisasikan, karena peserta didik terhadap pendidik memiliki sopan santun,
dan hal tersebut selalu diajarkan kepada peserta didik dan sudah menjadi
kebiasaan di madrasah tersebut untuk menghormati seorang guru. Dan orang-orang
di sekitar mereka. Dengan adanya kebiasaan
peserta didik yang menghormati dan menghargai orang di sekitar dan
khusunya sopan santun terhadappendidiknya. Maka
penanaman moral yang baik dan akhlaq mulia sudah sudah bisa dikatakan
dapat terealisasikan.
2.
Tujuan, Visi, Misi Pendidikan di Mi
Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu Kudus.
Tujuan : membentuk manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT. Berakhlaqul karimah, cerdas, dan berpengetahuan luas, cakap dan terampil,
serta melaksanakan faham ahlu sunnah wal jamaah, bertanggung jawab, dan menjadi
anak yang sholeh.
Visi: Maju dalam prestasi, santun dalam pekerti, ikhlas dalam berbakti.
Misi: Menjadikan Mi Nu Mafatihul Ulum unggul, mantap dalam Aqidah maupun
pengembangan ilmu pengetahuan dn tehnologi, amal dan akhlaq yang dibangun atas
dasar keyakinan yang kokoh dan berlandaskan ajaran islam ahlussunnah wal
jamaah.
3.
Metode dan kurikulum Pendidikan di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu
Kudus.
metode yang diterapkan itu menyesuaikan bahan ajar yang akan disampaikan
kepada peserta didik. Jadi ada beberapa metode yang digunakan misalnya ceramah,
diskusi, dan sebagainya. Namun terkadang ada metode yang belum bisa dianggap
cocok untuk diterapkan, karena bisa dilihat dari peserta didik yang belum mampu
memahami materi yang diajarkan. Hal tersebut bisa dikatakan bahwa metode yang
diterapkan belum sesuai. Biasanya hal tersebut terjadi karena ada ke egoisan
pendidik yang menggunakan metode tanpa menyesuaikan peserta didik dan materi
ajar, sehingga terjadi kesalahan dalam pemilihan metode. Terkadang sudah
memilih metode yang bagus, namun dalam menggunakan metode pendidik belum
menguasai sehingga terjadi hal yang sama yaitu peserta didik belum mampu
memahami materi. Dalam penerapan metode ini tergantung pada pendidiknya
masing-masing. Pendidiklah yang berperan penting dalam pemilihan metode dan
penyampaian materi ajar.
Di Madrasah ini ada penambahan kurilkulum yang disebut kurikulum lokal,
karena madrasah, jadi dapat tambahan muatan lokal, yang mana diantaranya ada
tajwid, tauhid, ibadah, nahwu, shorof. Dan kurikulum tersebut sudah menjadi
otonom madrasah sejak dulu. Biasanya muatan lokal itu juga dipengaruhi dari
lingkungan sekitarnya. Misalnya, jika madrasah ataupun sekolah tersebut berada
di daerah industri maka dalam muatan lokal dimasukan mata pelajaran yang mengandung
unsur industri. Misalnya, ada keterampilan nyulam atau bordir jika di sekitar
madrasah ada indistri bordir.
4.
Peran Lingkungan Terhadap Pendidikan serta Penerapan Pendidikan Berkarakter
di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu Kudus.
Lingkungan sekitar cukup berpengaruh dalam perkembangan peserta didik,
karena anak-anak juga bersosialisasi di lingkungan tersebut. Kebetulan
madrasahnya deket dengan masjid, sehingga kebanyakan masyarakat sekitar
madrasah berkarakter Religius, sehingga memberi pengaruh positif terhadap
peserta didik. Misalnya tiap Dzuhur peserta didik ada sholat berjamaah di
masjid tersebut.
Dalam merealisasikan pendidikan berkarakter tersebut kurang maksimal,
karena keterbatasan sarana dan prasarananya, sehingga hanya mampu sebagian dari
pendidikan berkarakter, yaitu menciptakan peserta didik yang berakhlaq mulia.
Ini sudah terealisasikan bahkan sebelum adanya pendidikan berkarakter. Peserta
didik memiliki sikap yang sopan santun terhadap sesama merupan tujuan dari
pendidikan di madrasah tersebut.
C. ANALISIS
1.
Hakikat dan Konsep Pendidikan di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu
Kudus.
Implemetasi konsep pendidikan di Mi Nu Mafatihul Ulum sudah cukup
terealisasikan dari teori yang ada. Peserta didik sudah menerapkan sikap menuju
insan kamil seperti apa yang d katakan dlam onsep pendidikan. Siswa sudah
memiliki bekal untuk menjadi insan kamil, yang mana peserta didik memiliki
akhlaqul karimah. Diantaranya adalah bersikap sopan santun terhadap siapapun.
2.
Tujuan, Visi, Misi Pendidikan di Mi
Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu Kudus.
Tujuan pendidikan di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu Kudus, sudah
sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional yaitu idealitas (cita-cita) yang
mengandung nilai-nilai islami yang hendak dicapai. Pendidikan yang bertujuan
sebagai perwujudan nilai-nilai islami dalam pribadi manusia didik yang
diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses terminal pada hasil (produk)
yang berkepribadian islam yang beriman, bertaqwa, dan berilmu pengetahuan yang
sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat. Hal tersebut juga
sudah terealisasikan pendidik memberikan tauladan yang bai, sehingga ank
didikpun mengikuti akhlaq baik yang dicontohkan oleh pendidik.
Visi Madrasah tersebut sudah sesuai dengan Visi pendidikan nasional yaitu
Maju dalam prestasi, santun dalam pekerti, ikhlas dalam berbakti. Yang mana
sudah mencakup harapan terwujudnya manusia yang berkualitas dan proaktif
menghadapi perkembangan zaman.
Misi madrasah tersebut sudah sesuai dengan
Misi pendidikan nasional, yaitu meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas
proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral,
yaitu dengan cara mengembangkan ilmu pengetahuan dan membangun akhlaq atas
dasar keyakinan yang kokoh dan berlandaskan ajaran islam. serta meningkatkan
keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan
ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
standar nasional dan global. Yaitu dengan cara mengembangkan tehnologi dan juga
membangun akhlaq dengan baik.
3.
Metode dan kurikulum Pendidikan di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu
Kudus.
Metode yang digunakan di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu Kudus,
sudah sesuai dengan apa ynag ada di dalam teori. Dengan kata lain implementasi
dari teori sudah terealisasikan. Metode yang digunakan di Madrasah tidak hanya
satu metode namun ada beberapa metode menyesuaikan materi ajar yang akan
disampaikan. Dalam penyampaian metode, juga bergantung pada pendidik. Pendidik
tersebut mampu atau tidak dalam menyampaikan materi ajar menggunakan metode
tertentu. Karena terkadang metode yang bagus tidak bisa diterapkan karena
keterbatasan kemampuan pendidik dalam mengguanakan metode. Terkadang di
Madrasah tersebut ada pendidik yang egois, menerapkan metode tanpa menyesuaikan
dengan peserta didik dan materi ajar. Hal inilah yang seharusnya dihindari.
Karena bagaimanapun juga memahamkan peserta didik merupakan tujuan utama dalam
pengajaran. Jadi harus diusahakan peserta didik mampu memahami materi yang
diajarkan.
Terdapat penambahan kurikulum lokal di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso
kaliwungu Kudus, kurikulum tersebut digunakan sebagai tambahan dalam mata
pelajaran agama, diantaranya tajwid,
tauhid, nahwu, shorof. Kurikulum tersebut sudah menjadi otonom Madrasah sejak
dulu. Dalam penyampaikan kurikulum tersebut belum sepenuhnya berhasil, mungkin
dikarenakan sebagian atau beberapa pendidik yang belum profesional. Sehingga
SDM pendidik belum berkualitas sepenuhnya.
4.
Peran Lingkungan Terhadap Pendidikan serta Penerapan Pendidikan Berkarakter
di Mi Nu Mafatihul Ulum Sidorekso kaliwungu Kudus.
Letak Madrasah berdekatan dengan Masjid, sehingga warga sekitar masjid dan
madrasah tersebut memiliki karakter yang religius. Hal tersebut juga memberi pengaruh
terhadap peserta didik di Madrasah. Karena karakter warga sekitar yang religius
maka peserta didik di Madrasah tersebut juga memiliki mkarakter religius.
Terbukti setiap Dzuhur ada sholat berjamaah di masjid baik peserta didik,
maupun warga sekitar masjid. Jadi lingkungan memang berpengaruh terhadap
perkembangan seorang anak.
Dalam merealisasikan pendidikan berkarakter tersebut kurang maksimal,
karena di Madrasah tersebut terdapat keterbatasan sarana dan prasarananya,
sehingga hanya mampu sebagian tujuan dari pendidikan berkarakter yang mampu
tercapai, yaitu menciptakan peserta didik yang berakhlaq mulia. Ini sudah
terealisasikan bahkan sebelum adanya pendidikan berkarakter. Peserta didik
memiliki sikap yang sopan santun terhadap sesama merupakan tujuan dari
pendidikan di madrasah tersebut. Sedangkan untuk pengembangan kreatifitas dan
potensi kurang terealisasikan secara semprna karena adanya keterbatasan sarana
dan prasarana di Madrasah tersebut.
D. KESIMPULAN
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan, bahwa konsep pendidikan di Mi
Nu Mafatihul Ulum sudah sesuai dengan konsep pendidikan. Tujuan, visi dan misi
Madrasah tersebut sudah sesuai dengan tujuan, visi dan misi pendidikan
nasional. Metode yang diterapkan juga sama dengan metode yang dijelaskan dalam
teori. Lingkungan sekitar Madrasah sudah memberikan dampak positif terhadap
peserta didik dan memberi pengaruh yang cukup besar juga dalam perkembangan
peserta didik. Dalam pendidikan berkarakter yang tercapai adalah pendidikan
moralnya. sedangkan dalam penguasaan tehnologi belum tercapai karena
keterbatasan sarana dan prasarana di madrasah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zainal. Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Diva Press. 2012.
Bayrakli,
Bayraktar. Prinsip dan Metode Pendidikan Islam. Jakarta: Inisiasi Press.
2004.
Faesal, Jusuf
Amir. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insan Press. 1995.
Nizar,
Syamsul. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. 2002.
Rosyadi,
Khoiron. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004.
Somad,
Burlian. Beberapa Persoalan dalam Pendidikan Islam. Cet. Ketiga. PT. Al
Ma’arif. Bandung. 1981.
http://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/visi-dan-misi-pendidikan/
LAMPIRAN
DATA WAWANCARA
SETTING
Hari / tanggal : 31 Juni 2013
Waktu : 19.45 WIB
Tempat : Rumah Narasumber
Deskripsi suasana : Tenang
BIODATA
Nama
(Inisial) :Yun Chafidhah
Jenis
Kelamin : Perempuan
Usia : 37 tahun
Pendidikan : S1 STAIN Kudus
Alamat : Mijen Kaliwungu Kudus
Deskripsi
Subyek
©
Fisik : kulit sawo matang, agak
pendek
©
Non Fisik : baik, ramah, tidak
sombong, jujur.
DATA
Pewawancara : Assalamualaikum, permisi bu! Bolehkah saya
minta waktunya sebentar?
Narasumber :
Waalaikumsalam, oh ya boleh, silahkan.
Pewawancara : Saya Ulya Wiji Astutik, dari Jurusan
Tarbiyah PAI STAIN Kudus. Di sini saya ingin menanyakan beberapa hal yang
berkaitan dengan Implementasi dari teori pendidikan.
Narasumber : oh
begitu baiklah, silahkan.
Pewawancara : Apa sih Visi dan Misi dari Mi Nu Mafatihul
Ulum Sidorekso Kaliwungu Kudus ini bu?
Narasumber :
Visi: Maju dalam prestasi, santun dalam pekerti, ikhlas dalam berbakti.
Misi:
Menjadikan unggul, mantap dalam Aqidah maupun pengembangan ilmu pengetahuan dn
tehnologi, amal dan akhlaq yang dibangun atas dasar keyakinan yang kokoh dan
berlandaskan ajaran islam ahlussunnah wal jamaah.
Pewawancara : Kemudian,
Tujuan dari Madrasah tersebut apa bu?
Narasumber : Tujuan : membentuk manusia muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Berakhlaqul karimah, cerdas, dan
berpengetahuan luas, cakap dan terampil, serta melaksanakan faham ahlu sunnah
wal jamaah, bertanggung jawab, dan menjadi anak yang sholeh.
Pewawancara : Konsep pendidikan adalah menciptakan manusia
yang bermoral dan beragama, apakah hal tersebut sudah terealisasikan bu? Dan
bagaimana penerapannya?
Narasumber : iya, dalam pembentukan moral di madrasah
ini sudah cukup terealisasikan, karena peserta didik terhadap pendidik memiliki
sopan santun, dan hal tersebut selalu diajarkan kepada peserta didik dan sudah
menjadi kebiasaan di madrasah tersebut untuk menghormati seorang guru. Dan
orang-orang di sekitar mereka. Jadi penanaman moral yang baik dan akhlaq mulia
sudah terealisasikan.
Pewawancara : Apa saja bu metode yang diterapkan dalam
pembelajaran? Dan apakah sudah cocok untuk diterapkan kepada peserta didiknya.
Narasumber : metode yang diterapkan itu menyesuaikan
bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik. Jadi ada beberapa metode
misalnya ceramah, diskusi, dan sebagainya. Namun terkadang ada metode yang
belum bisa dianggap cocok untuk diterapkan, karena peserta didik belum mampu
memahami materi yang diajarkan. Biasanya hal tersebut terjadi karena ada ke
egoisan pendidik yang menggunakan metode tanpa menyesuaikan peserta didik dan
materi ajar, sehingga terjadi kesalan pemilihan metode. Namun terkadang sudah
memilih metode yang bagus, namun dalam menggunakan metode pendidik belum
menguasai sehingga terjadi hal yang sama yaitu peserta didik belum mampu
memahami materi. Dalam penerapan metode ini tergantung pada pendidiknya
masing-masing. Pendidiklah yang berperan penting dalam pemilihan metode dan
penyampaian materi ajar.
Pewawancara : Apakah ada penambahan atau pengurangan
kurikulum di madrasah tersebut? Dan apakah kurikulum tersebut sudah cocok
diterapkan?
Narasumber : oh iya pastinya ada, karena madrasah jadi
dapat tambahan muatan lokal, yang mana ada tajwid, tauhid, ibadah, nahwi,
shorof. Dan kurikulum tersebut dah menjadi otonom madrasah sejak dulu. Biasanya
muatan lokal itu juga dipengaruhi dari lingkungan sekitarnya. Misalnya, jika
madrasah taupun sekolah tersebut berada di daerah industri maka dalam muatan
lokal dimasukan mata pelajaran yang mengabdung unsur industri. Misalnya, ada
keterampilan nyulam atau bordir karena di sekitar madrasah ada indistri bordir.
Pewawancara : kemudian, bagaimana pengaruh lingkungan
sekitar madrasah terhadap peserta didik di madrasah tersebut?
Narasumber : pastinya berpengaruh sekali ya, karena
anak-anak juga bersosialisasi di lingkungan tersebut. Kebetulan madrasahnya
deket dengan masjid, sehingga kebanyakan masyarakat sekitar madrasah
berkarakter Religius, sehingga memberi pengaruh positif terhadap peserta didik.
Misalnya tiap Dzuhur peserta didik ada sholat berjamaah di masjid tersebut.
Pewawancara : Dalam pendidikan berkarakter tentunya
dituntut untuk menghasilkan peserta didik yang berakhlaq mulia, dan apakah hal
tersebut sudah tercapai, terus bagaimana kira2 solusinya jika belum tercapai?
Narasumber : dalam merealisasikan pendidikan
berkarakter tersebut kurang maksimal, karena keterbatasan sarana dan
prasarananya, sehingga hanya mampu sebagian dari pendidikan berkarakter, yaitu
menciptakan peserta didik yang berakhlaq mulia. Ini sudah terealisasikan bahkan
sebelum adanya pendidikan berkarakter. Peserta didik memiliki sikap yang sopan
santun terhadap sesama merupan tujuan dari pendidikan di madrasah tersebut.
Pewawancara :
Terima kasih atas waktunya bu,
Narasumber : iya
sama-sama.
[1] Bayraktar Bayrakli, Prinsip
dan Metode Pendidikan Islam, Jakarta: Inisiasi Press, 2004, hal. 121
[3] Burlian Somad, Beberapa
Persoalan dalam Pendidikan Islam, Cet. Ketiga, PT. Al Ma’arif, bandung,
1981, hal. 20
[5]http://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/visi-dan-misi-pendidikan/
[7] Zainal Arifin, Pengembangan
Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam, Yogyakarta: Diva Press, 2012,
hal. 35-36
No comments:
Post a Comment