TUJUAN DAN FUNGSI
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
Makalah
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
Dosen : Nur Ahmad S.Sos.I., M.SI.
Disusun Oleh :
1.
Habib Luthfi (111 212)
2.
Nurul Hikmawati (111 213)
3.
Ulya Wiji Astutik (111 214)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI
2014
Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam istilah singkat terkenal dengan proses
memanusiakan manusia. Ini berarti bahwa pendidikan merupakan usaha yang kiat
dan sadar agar menjadikan manusia
menjadi manusia seutuhnya dan berakhlakul karimah. Seperti yang di kutip dalam UU SISDIKNAS pasal 3 yang intinya
adalah pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga demokratis
serta bertanggung jawab.[1]
Sejalan dengan fungsi dan tujuan tersebut, maka perlu adanya
bimbingan dan konseling agar dapat lebih mudah dalam merealisasikannya. Ini
dikarenakan bimbingan dan konseling mempunyai tujuan dan fungsi yang sealur
dengan falsafah pendidikan yang intinya agar menjadikan manusia yang
berakhlakul karimah. Maka pada kesempatan kali ini, pembahasan pemakalah adalah
mengenai tujuan, fungsi bimbingan dan konseling di sekolah khususnya, dan upaya
yang dapat ditempuh agar tujuan dan
fungsi tersebut dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
Dari pamaparan latar belakang, dapat dihasilkan beberapa
permasalahan, diantaranya :
1. Apa tujuan bimbingan dan konseling di sekolah?
2. Apa fungsi bimbingan dan konseling di sekolah?
3. Bagaimana upaya agar tujuan dan fungsi
bimbingan dan konseling dapat tercapai di sekolah?
C. Pembahasan
1. Tujuan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa bimbingan dan konseling menempati
bidang pelayanan pribadi dalam keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan. Dalam
hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa dalam
bukunya prayitno menjelaskan bahwa “dalam rangka upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan
dan merencanakan masa depan”.[2]
Secara umum, bimbingan dan konseling mempunyai
tujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya
yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.[3] Dimana bimbingan
dalam rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar peserta didik mengenal
kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif dan
dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Sebagai manusia yang
normal di dalam setiap diri individu selain memiliki hal-hal yang positif tentu
ada yang negatif.
Pribadi yang sehat ialah apabila apabila ia mampu
menerima dirinya sebagaimana adanya dan mampu mewujudkan hal-hal positif
sehubungan dnegan penerimaan dirinya itu. Jika seorang peserta didik mengenal
diri kurang berprestasi dibandingkan dengan kawan-kawannya, maka hendaknya dia
tidak menjadi putus asa, rendah diri dan lain sebagainya, melainkan justru itu
hendaknya ia harus lebih bersemangat lagi untuk mengejar ketertinggalannya dan
meraih prestasi pada bidang yang diminatinya. Sebaliknya bagi mereka yang tahu
dirinya dalam satu hal lebih baik dari kawan-kawannya, hendaklah ia tidak
sombong atau berenti berusaha. Demikian juga bila menemukan keadaan jasmani dan
rohani yang kurang menguntungkan hendaknya tidka menjadi alasan untuk bersedih
hati, merasa rendah diri dan sebagainya karena Allah SWT. Menciptakan manusia
dengan sebaik-baiknya dan adanya kelebihan seseorang dari yang lain mempunyai
maksud-maksud tertentu.[4] Sebagaimana firman Allah
SWT. Dalam Al Quran Surat At Tiin
ayat 4 :
ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OÈqø)s? ÇÍÈ
“Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dengan
sebaik-baik kejadian”. (Q.S. At Tiin : 4).
Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan
dimaksudkan agar peserta mengenal lingkungannya secara obyektif, baik
lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat dengan
nilai-nilai dna norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima
berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula. Pengenalan
lingkungan yang meliputi keluarga, sekolah dan lingkungan alam dan masyarakat
sekitar serta lingkungan yang lebih luas diharapkan dpat menunjang proses
penyesuaian diri peserta didik dengan lingkungan dimana ia berada dan dapat
memanfaatkan kondisi lingkungan itu secara optimal untuk mengembangkan diri
secara mantap dan berkelanjutan. Sebagaimana halnya dengan pengenalan diri,
individu juga harus mampu menerima lingkungan sebagaimana adanya. Hal ini tidak mengandung arti
bahwa seseorang individu itu harus “nrimo” atau tunduk saja terhadap
kondisi lingkungan, melainkan individu dituntut untuk mampu besikap positif
terhadap lingkungannya itu. Lingkungan yang kurang menguntungkan misalnya,
jangan sampai membuat individu itu berputus asa,
melainkan menerimanya secara wajar dna berusaha untuk memeprbaikinya. Dengan
kata lain, individu yang mempunyai pribadi yang sehat selalu berusaha bersikap
positif terhadap dirinya sendiri dna terhadap lingkungannya. Perpaduan yang
tepat dan serasi antar unsur-unsur lingkungan akan dapat
membawa keuntungan pribadi dan unsur-unsur llingkungan
akan dapat membawa keuntungan pribadi dan unsur-unsur lingkungan timbal balik
antara individu dan lingkungannya.[5]
Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan
masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa
depan dirinya, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karier
maupun bidang budaya, keluarga dan masyarakat.[6] Melalui perencanaan masa
depan inilah individu diharapkan mampu mewujudkan dirinya
sendiri dengan bakat, minat, intelegensi dan kemungkinan-kemungkinan yang
dimilikinya. Perwujudan diri ini diharapkan terlaksana tanpa paksaan dan tanpa
ketergantungan pada orang lain. Dan perlu pula diingat bahwa perwujudan ini
haruslah sejalan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Apabila kemampuan mewujudkan diri ini benar-benar telah ada pada
diri seseorang, maka akan mampu berdiri sendiri sebagai pribadi yang mandiri,
bebas dan mantap. Individu yang seperti itu akan terhindar dari keragu-raguan
dan ketakutan serat penuh dengan hal-hal yang positif dalam dirinya seperti
kreatifitas, sportifitas dan lain sebagainya, serta mampu
mengatasi masalah-masalah sendiri.[7]
2. Fungsi
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dalam buku Penataan pendidikan
Profesional Konselor dan Layanan bimbingan dan Konseling dalam jalur pendidikan
formal yang dikutip oleh Sutirna, fungsi bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut[8]:
1.
Fungsi Pemahaman
Membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan
lingkungan, berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan
potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan ligkungan secara
dinamis dan konstruktif.
2.
Fungsi Fasilitas
Memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam
diri konseli.
3.
Fungsi Penyesuaian
Membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dan lingkungannya
secara dinamis dan konstruktif.
4.
Fungsi penyaluran
Membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kpribadian lainnya.
5.
Fungsi Adaptasi
Membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah, staf, konselor
dan tutor menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,
minat, kemampuan, dan keburuhan konseli.
6.
Fungsi Pencegahan (Preventif)
Upaya konselor untuk senantiasa untuk mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak
dialami oleh konseli. Melalui upaya ini konselor memberikan bimbingan kepada
konseli tentanh cara menghindarkan diri dari perbuatab atau kegiatan yang
membahayakan dirinya.
7.
Fungsi Perbaikan
Membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berfikir, berperasaan, dan bertindak. Konselor melakukan intervensi (memberikan
perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional,
dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada
tindakan atau kehendak yang produktif dan normative.
8.
Fungsi Penyembuhan
Memberikan bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah,
baik menyangkut aspek social-pribadi, belajar, dan karir.
9.
Fungsi pemeliharaan
Membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercapai dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi
konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan
produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program – program
yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
10.
Fungsi Pengembangan
Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi – fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseling.
3. Upaya agar Tujuan
dan Fungsi Bimbingan dan Konseling dapat Tercapai di Sekolah
Dalam mencapai tujuan dan
fungsi yang telah disebutkan pemakalah, terdapat beberapa cara atau kesempatan
alternatif yang dapat dijadikan acuan dasar, diantaranya :
a.
Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangan.
b.
Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya.
c.
Mengenal dan menentukan tujuan serta rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuan tersebut.
d.
Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
e.
Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan
lembaga tempat bekerja, dan masyarakat.
f.
Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara
optimal.[9]
D. Kesimpulan
Tujuan bimbingan secara umum adalah membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir. Dalam bidang
pribadi dan sosialnya, diharapkan konseli dapat mengenal potensi dalam dirinya dan kehipan lingkungan
masyarakatnya. Dalam bidang akademik, diharapkan konseli dapat mencapai
pembelajaran yang ingin ditempuh, sukses dalam belajar , dan lain-lain. Sedangkan dalam hal karir atau lebih dikenal
dengan dunia pekerjaan, diharapkan konseli
dapat memahami kemampuannya dalam memahami pekerjaan, dan bersikap
positif dalam pekerjaannya, dan lain – lain.
Fungsi bimbingan dan konseling di sekolah meliputi banyak hal,
diantaranya : fungsi pemahaman, fungsi
fasilitasi, fungsi penyesuaian, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi, fungsi preventif
(pencegahan), fungsi perbaikan, fungsi penyembuhan, fungsi pemeliharaan, fungsi
pengembangan, dan lain-lain.
Banyak hal yang dapat
dilakukan agar tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling dapat tercapai,
diantaranya : mengenal dan memehami potensi dalam diri dan lingkungannya,
mengatasi kesulitan dalam pencapaian tujuannya, dan lain-lain.
E. Daftar Pustaka
UU
SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 tahun 2003, Jakarta : Sinar
Grafika, 2008
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005
Sutirna,
Bimbingan Dan Konseling; Pendidikan Formal, Nonformal, Dan Informal, Yokyakarta : Andi Offset,
2013
Muhammad Surya, Dasar-Dasar Penyuluhan, Jakarta: Depdikbud, Dirjen
Pendidikan Tinggi, 1988
Prayitno, Konseling Pancawaskita Kerangka Konseling Eklektik, Padang:
Progam Studi Bimbingan dan Konseling FIP IKIP, 1998
[1] UU SISDIKNAS
(Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 tahun 2003, Jakarta : Sinar Grafika, 2008, hlm.
7
[3]
Sutirna, Bimbingan Dan Konseling;
Pendidikan Formal, Nonformal, Dan Informal, Yokyakarta :
Andi Offset, 2013, hlm. 18
[5] Muhammad Surya, Dasar-Dasar Penyuluhan, Jakarta: Depdikbud, Dirjen
Pendidikan Tinggi, 1988, hlm. 44
[6] Prayitno, Konseling Pancawaskita Kerangka Konseling Eklektik, Padang:
Progam Studi Bimbingan dan Konseling FIP IKIP, 1998, hlm. 24
[8] Opcit,
Sutirna , hlm. 21-24
[9] Opcit,
Sutirna, hlm. 18
No comments:
Post a Comment