Monday, 19 May 2014

Iman Kepada Rasul

URGENSI HUBBUR RASUL
DALAM REKONSTRUKSI AKHLAQ PEMUDA ISLAM
DI ERA GLOBALISASI

1.    Hukum Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!” kemudian Rasulullah menjawab: “Tidak! Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan Nya, sampai aku lebih engkau cintai dari pada dirimu sendiri”(HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [XI/523] no: 6632)
Di lain kesempatan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan, “Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap beriman hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [I/58] no: 15, dan Muslim dalam Shahih-nya [I/67 no: 69])
Mencintai Rasulullah merupakan salah satu pondasi keislaman k mencintai ita. Bahkan, keimanan kepada Allah tidak akan sempurna kecuali dengan mencintainya. Banyak ayat yang menerangkan tentang keharusan mencintai Rasulullah setelah mencintai Allah. Diantaranya adalah
ö@è% bÎ) óOçFZä. tbq7Åsè? ©!$# ÏRqãèÎ7¨?$$sù ãNä3ö7Î6ósムª!$# öÏÿøótƒur ö/ä3s9 ö/ä3t/qçRèŒ 3 ª!$#ur Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÊÈ  
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tentunya cinta Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan suatu ibadah yang amat besar pahalanya. Banyak ayat-ayat Al Quran maupun hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan ganjaran yang akan diperoleh seorang hamba dari kecintaan dia kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Di zaman ini banyak orang yang menisbatkan diri mereka ke agama Islam mengaku bahwa mereka telah mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan telah mengagungkannya. Akan tetapi, perilaku mereka belum mencerminkan apa yang diucapkan oleh mereka. Hal ini yan perlu di luruskan dan di perbaiki.


2.    Rasulullah Menjadi Suri Tauladan Yang Baik

Allah telah berfirman dalm kitab Nya,
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ  
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
Rasulullah sang terpilih, sang terbaik. Allah memilih para nabi dari golongan manusia, memilih para rasul dari nabi-nabi tersebut. Kemudian, Allah memilih rasul-rasul ulul ‘azmi. Selanjutnya, dia memilihnya dan mengutamakannya atas semua makhluk hidup, meapangkan dada, menganggkat derajat, menghapus segala dosanya, dan membersihkan segala hal yang ada pada dirinya:
·      Membersihkan akalnya (An Najm: 2)
·      Membersihkan tutur katanya (An Najm: 3)
·      Membersihkan dadanya (Al Insyirah: 1)
·      Membersihkan jiwanya (An Najm: 11)
·      Mensucikannya dengan menyebut namanya (Al Insyirah: 4)
·      Menducikannya dari dosa-dosa (Al Insyirah: 2)
·      Membersihkan ilmunya (An Najm: 5)
·      Mensucikannya rasa kasih sayangnya (At Taubah: 128)
·      Membersihkan segala hal yang ada padanya (Al Qalam: 4)
Rasulullah adalah manusia seperti kita. Dia bisa senang dan sedih, lapar dan haus, memakan makanan dan berjalan-jalan ke pasar, puasa dan berbuka, sakit, terluka dan sehat badannya, menikah dan punya keturunan, kehilangan anak dan istri-istrinya, menetap dan musafir. Dialah satu-satunya nabi yang bisa menjadi suri tauladan bagi kita dalam segala bentuk kehidupan, karena hidupnya laksana Al Quran yang berjalan. Rasulullah menjelma menjadi teladan terbaik dalam kehidupan. Dia menjadi suri tauladan yang terbaik dalam membangun hubungan sosial, baik dengan istri, anak-anak, kerabat dan masyarakat Islam. Rasulullah merupakan suri tauladan terbaik bagi kita dalam berakhlak mulia, berdakwah kepada Allah serta keteguhannya. Rasulullah laksana cahaya yang menjadi penerangan jalan kita.
Rasulullah merupakan contoh yag baik dalam perhatiannya kepada para sahabatnya, Beliau selalu ingin mengetahui keadaan mereka, menanyakan kondisi mereka, dan memantau mereka. Dia juga senantiasa mengingatkan orang yang lalai, mendukung orang yang berbuat baik, lemah lembut terhadap fakir miskin dikalangan mereka, membimbing anak-anak kecil mereka, sekaligus mengajari orang-orang bodoh diantara mereka dengan penuh kelembutan.
3.    Akhlaq Pemuda Islam di Era Globalisasi

Pemuda merupakan masa depan bangsa, maka jika akhlaq pemuda suatu bangsa buruk masa depan bangsa tersebut akan buruk pula. Masa sekarang, yang sebagian orang mengatakan bahwa zaman kini telah masuk ke era post modern. Era yang ditandai pergolakan sosial yang sangat cepat. Namun, kita tidak anya berhadapan dengan progresivitas pergolakan sosial dan kecanggihan teknologi ipost industri abad ini semata. Di sisi lain, kita dihadapkan berbagai krisis kemanusiaan, mulai dari krisis diri, depresi, stress, keretakan institusi keluarga, samapai beragam penyakit psikologis lainnya. Penyakit-penyakit ini datang justru pada saat peradaban dikatakan canggih dan berhasil, tetapi dibalik keberhasilan ini berkembang pula perasaan keidak nyamanan psikologis.
Masalah besar umat hari ini memasuki era globalisasi terjadinya interaksi dan ekspansi kebudayaan secara meluas melalui media massa yang di tandai dengan semakin berkembangnya pengaruh budaya pengagungan materia secara berlebihan (materialistik), pemisahan kehidupan duniawi dari supremasi agama (sekularistik), dan pemujaan kesenangan indera mengejar kenikmatan badani (hedonistik).

Benturan-benturan modernitas memaksa kita meraba fenomena dan membaca realitas yang ada di depan mata. Bagaimana kita menyikapi dengan arif arus perkembangan yang begitu pesat dan dahsyat melanda masyarakat kita yang telah terinfeksi “virus zaman”. Potret generasi muda di era globalisai ini dapat kita lihat, kebanyakan generasi muda lebh senang mengenal tokoh-tokoh barat dan meniru mereka, sehingga mereka bertindak dan bersikap jauh dari mencerminkan etika bangsa timur, mereka menganggap diri mereka kolot bila diperkenalakn figur-figur yang lebih mencerminkan moralitas dna etika bangsa timur. Selain itu mereka banyak menganut budaya konsumtif dan menjadi perilaku yang rutinitas dilakukan oleh generais muda di era global saat ini, sebagai kaibat dari merebaknya epidemi global yang terwujud dalam bentuk makanan, pakaian, asesoris, gaya bahasa maupun sikap dan lain-lain. Budaya seks bebas, anak gaul, anak fungky trendy dan modies menjadi suatu yang menghantui kehidupan generasi muda, begitu pula dengan mewabahnya generasi narkoba dna minuman keras memberikan gambaran yang jelas akan tantangan dan ujian yang mesti dihadapi oleh generasi muda.
Dunia pendidikan akhir-akhir ini digoncangkan oleh fenomena kurang menggembirakan terlihat dari banyaknya terjadi tawuran pelajar, pergaulan a-susila dika langan pelajar dan mahasiswa, kecabulan pornografi tak terben dung, sebahagian cendekiawan berminat tinggi terhadap kehidupan non-science asyik mencari kekuatan gaib belajar sihir, mencari jawaban dari paranormal me nguasai kekuatan jin, bertapa ketempat angker menyelami black-magic dan mempercayai mistik. Diperparah oleh limbah budaya barat berbentuk sensate-culture yang selalu bertalian dengan hedonistik dengan orientasi hiburan selera rendah 3-S tourisme sun-see-sex dan gaya hidup konsumeristis, rakus, boros, cinta mode, pergaulan bebas sex ittiba’ syahawat (runtutan hobi nafsu syahawat), indivi dualistik kebebasan salah arah lepas dari kawalan agama dan adat luhur dengan tampilan per missi vesness dan anarkis.
Masyarakat dewasa ini berkembang dengan pesat hampir di semua bidang, teruatama di bidang budaya. Kemajuan iptek yang sekarang sudah melangit menciptakan arus globalisasi yang memaksa kita untuk bermuaran ke westernisasasi. Barat seolah menjadi kiblat kemajuan, sehingga banyak budaya dan etika lokal yang mulai surut bahkan telah hilang, bergeser ke dalam nilai-nilai modern (barat), tak terkecuali akhlaq dan etika pergaulan remaja. Virus westernisasi yang telah menguasai dunia remaja terekam jelas mulai mode busana, hiburan, moral, bahkan metode berpikir. Pola hidup waqi’iyyin (perilaku yang bertolak belakang pada kenyataan yang tengah terjadi), sikap hedonis (menjadikan materi sebagai nilai yang paling tinggi dan menjadi tujuan hidup), dan gaya hidup yang permisiv (gaya hidup yang serba boleh) telah melanda sebagia remaja.
Budaya sensate memuja nilai rasa pancaindera, menonjolkan keindahan sebatas yang di lihat (tonton), di dengar, dirasa, di sentuh, dicicipi, dengan tumpuan kepada sensual, erotik, seronok, kadang-kadang ganas, meng uta makan kesenangan badani (jas mani). Orientasinya hiburan melulu, terlepas dari kawalan agama, adat luhur, moral akhlak, ilmu dan filsafat, dan tercerabut dari budaya dan nilai-nilai normatif lainnya. Seni dibungkus selimut art for art’s sake, sensual, eksotik, erotik, horor, ganas, yang lazimnya melahirkan klub malam, night club, kasino dan panti pijat. Budaya sensate ini dipertajam dampaknya dalam kehidupan remaja oleh budaya popular ke kota (urban popular culture) yang hedonistik (mulai ber kembang 1960), dan berkembang lagi US culture impe rialisme (Uncle Sam Culture) dan the globalization of lifestyle gaya hidup global, world wide sing (Madonna, Michael Jak son, dll) sejak tahun 1990 di saat memasuki era globalisasi.
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sungguh-sungguh. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. Ikutilah millah (agama) orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslimin dari dahulu (yakni sudah tertera didalam kitab-kitab suci yang telah diwah yukan sebelumnya), dan begitu juga di dalam Al Quran ini; supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu menjadi saksi atas sumua manusia. Maka dirikanlah shalat, bayarkanlah zakat, dan berpegang teguhlah pada tali Allah (artinya tetaplah men jalankan perintah-perintah Allah). Dia adalah pelin dung mu, maka Dia-lah sebaik-baik Pe lindung dan sebaik-baik Pe nolong”.
Generasi muda Islam mesti tampil dengan citra ibadah yang kokoh, serta teguh (istiqamah) di dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, “yaitu orang-orang yang jika, kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, me nu naikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan men cegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.

4.    Urgensi Hubbur Rasul dalam Akhlaq Pemuda Islam di Era Globalisasi
Generasi ke depan wajib digiring menjadi taat hukum dimulai dari lembaga keluarga dan rumah tangga dengan memperkokoh peran orang tua, ibu bapak ninik mamak dan unsur masyarakat secara efektif dalam menularkan ilmu penge tahuan yang segar dengan tradisi luhur dan aqidah shahih kepada generasi pelanjut ber tumpu kepada cita rasa patah tumbuh hilang berganti. Apabila sains dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan melahirkan saintis tak bermoral agama, konsekwensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian.
Menanamkan kesadaran tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban asasi individu secara amanah, penyayang dan adil dalam memelihara hu bu ngan harmonis dengan alam, memperkaya warisan budaya dengan setia mengikuti dan mempertahankan, istiqamah pada agama yang dianaut, teguh politik, kukuh ekonomi, mela zimkan musyawarah dengan disiplin dan bijak memilih prioritas pada yang hak sebagai nilai puncak budaya Islam yang benar. Sesuatu akan selalu indah selama benar. Ketahanan umat bangsa terletak pada kekuatan ruhaniyah keyakinan agama dengan iman taqwa dan siasah kebudayaan. Bila pen duduk negeri beriman dan ber taqwa dibukakan untuk mereka keberkatan langit dan bumi.
“Jikalau sekiranya pen duduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan membukakan (melimpahkan) kepada mereka keber katan-keberkatan dari langit dan dari bumi. Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS.7,al-A’raf:96).
Masa remaja sering dikatakan sebagai masa hura-hura, pacaran plus kegiatan lain yang banyak kenalakalan. Sehingga ketika ada remaja yang rajinberibadah, justru teman-teman mencibirnya. Bahkan sering jadi bahan olok-olokan. Padahal, kita udah sering dengar satu dari jagalah lima sebelum lima adalah jagalah mudamu sebelum datang tuamu. Bahkan Allah lebih senang dengan orang muda yang rajin ibadah dibanding orang tua yang rajin ibadah. Cerdasnya orang yang beriman adalah dia yang mamu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sekejap untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk yang maha hidup. Hidupbukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup. Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Yaitu:
1)   Tahajjud, karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.
2)   Membaca Al Quransebelum matahari terbit alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al Quran terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.
3)   Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu subuh.
4)   Jaga shalat Dhuha karena kunci rezeki terletak pada shalat Dhuha.
5)   Jaga sedekah setiap hari.
6)   Jaga wudlu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yang berwudlu.
7)   Amalkan istighfar setiap saat.
Sebenarnya permasalahan ini berawal dari bergesernya pandangan hidupkita, terutama konsep kita tentang kehidupan ini. Dulu orang jawa mempunyai falsafah “hidup di dunia ini hanyalah ibarat mampir ngombe(mampir minum)”. Ini hampir senada dengan anjuran Nabi Muhammad SAW, “Kun Fiddunya kaannaka ghariibun au ‘aabiru sabiil”, jadilah kamu di dunia ini seolah-olah orang asing atau penyeberang jalan. Karena pandangan hidup inilah, kesederhanaan hidup menjadi sebuah anutan masyarakat.
Untuk membangun kembali akhlaq pemuda islam di era yang serba modern ini, perlu pelurusan norma-norma dan nilai-nilai khususnya agama. Sesungguhnya moral yang baik sudah ada pada diri Rasulullah SAW. Kita sebagai umatnya harus mampu mencontoh sikap dan sifat beliau. Caranya adalah mulai dengan mencintai Rasulullah, kemudian meniru perilaku baiknya. Karena sesuatu yang di lakukan asas dasar cinta akan terasa ringan. Terkadang banyak sekali yang berkata “aku cinta Rasulullah”, tapi cintanya tidak di realisasikan lewat perbuatan, hanya ucapan saja. Hal yang seperti itu lah yangmusti kita hilangkan. Kalau kita benar-benarcinta kepada Rasulullah, maka kita harus melaksanakan ajaranbeliau dengan senang hati dan penuh ktulusan.

Kesimpulan
Untuk membangun kembali akhlaq pemuda islam yang kini sudah terpengaruh dengan budaya asing adalah dengan cara menjauhi laranganNya dan melaksanakan perintahNya.  Yang mana Rasulullah sudah membawa ajaran tersebut, sehingga manusia bisa mencontoh perilkau Rasulullah Muhammad SAW. Untuk mencontoh atau meniru maka kita harus punya rasa suka terhadp contoh yang akan kita tiru, sehingga kita mudah dan semangat untuk menirunya. Hubbur Rasul (cinta Rasul) adalah salah satu cara agar kita mampu melaksankan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Karena dengan kita mencintai tokoh yang di jadikan teladan, maka mudahlah bagi kita untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW.
Sumber:
Amani Ar Ramadi. Pendidikan Cinta Untuk Anak. Solo: AQWAM. 2006.
Majalah Tahunan EL-QUDSY. Education Is Slow But A Powerfull Force. Kudus: Persatuan Pelajar Qudsiyah. Edisi 19. 2011.
Majalah El-aman.  Pergaulan Muda Mudi Islam Di Tengah Arus Globalisasi Modern. Kudus: OSIS MAN 2 Kudus 2009-2010. Edisi 07/2010.
Majalah El-aman.  Terobosan Baru MAN 2 Kudus “Bilingual Class System”. Kudus: OSIS MAN 2 Kudus 2007-2008. Edisi 05/2008.
http://salafiyunpad.wordpress.com/2010/02/18/cinta-rasul-hakikat-dan konsekuensinya/

 http://www.minangforum.com/Thread-Akhlak-Remaja-dan-Tantangan-Berat-di-Masa-Depan

No comments:

Post a Comment