URGENSI HUBBUR RASUL
DALAM REKONSTRUKSI AKHLAQ PEMUDA ISLAM
DI ERA GLOBALISASI
1.
Hukum Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau
lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku lebih
engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka berkatalah Umar, “Demi Allah,
sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!” kemudian Rasulullah menjawab: “Tidak! Demi Dzat yang
jiwaku ada di tangan Nya, sampai aku lebih engkau cintai dari pada dirimu
sendiri”(HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath
al-Bari [XI/523] no: 6632)
Di lain kesempatan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam menegaskan, “Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap
beriman hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh
manusia.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath
al-Bari [I/58] no: 15, dan Muslim dalam Shahih-nya [I/67 no: 69])
Mencintai Rasulullah
merupakan salah satu pondasi keislaman k mencintai ita. Bahkan, keimanan kepada
Allah tidak akan sempurna kecuali dengan mencintainya. Banyak ayat yang menerangkan
tentang keharusan mencintai Rasulullah setelah mencintai Allah. Diantaranya adalah
ö@è% bÎ) óOçFZä. tbq7Åsè? ©!$# ÏRqãèÎ7¨?$$sù ãNä3ö7Î6ósã ª!$# öÏÿøótur ö/ä3s9 ö/ä3t/qçRè 3 ª!$#ur Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÊÈ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu."
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tentunya cinta Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan suatu ibadah yang amat besar pahalanya.
Banyak ayat-ayat Al Quran maupun hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam yang menjelaskan ganjaran yang akan diperoleh seorang hamba dari
kecintaan dia kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Di zaman ini banyak orang yang menisbatkan diri mereka
ke agama Islam mengaku bahwa mereka telah mencintai Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dan telah mengagungkannya. Akan tetapi, perilaku mereka belum
mencerminkan apa yang diucapkan oleh mereka. Hal ini yan perlu di luruskan dan
di perbaiki.
2. Rasulullah
Menjadi Suri Tauladan Yang Baik
Allah telah berfirman dalm kitab Nya,
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
Rasulullah
sang terpilih, sang terbaik. Allah memilih para nabi dari golongan manusia,
memilih para rasul dari nabi-nabi tersebut. Kemudian, Allah memilih rasul-rasul
ulul ‘azmi. Selanjutnya, dia memilihnya dan mengutamakannya atas semua makhluk
hidup, meapangkan dada, menganggkat derajat, menghapus segala dosanya, dan
membersihkan segala hal yang ada pada dirinya:
·
Membersihkan
akalnya (An Najm: 2)
·
Membersihkan
tutur katanya (An Najm: 3)
·
Membersihkan
dadanya (Al Insyirah: 1)
·
Membersihkan
jiwanya (An Najm: 11)
·
Mensucikannya
dengan menyebut namanya (Al Insyirah: 4)
·
Menducikannya
dari dosa-dosa (Al Insyirah: 2)
·
Membersihkan
ilmunya (An Najm: 5)
·
Mensucikannya
rasa kasih sayangnya (At Taubah: 128)
·
Membersihkan
segala hal yang ada padanya (Al Qalam: 4)
Rasulullah adalah manusia seperti kita. Dia bisa senang
dan sedih, lapar dan haus, memakan makanan dan berjalan-jalan ke pasar, puasa
dan berbuka, sakit, terluka dan sehat badannya, menikah dan punya keturunan,
kehilangan anak dan istri-istrinya, menetap dan musafir. Dialah satu-satunya
nabi yang bisa menjadi suri tauladan bagi kita dalam segala bentuk kehidupan,
karena hidupnya laksana Al Quran yang berjalan. Rasulullah menjelma menjadi
teladan terbaik dalam kehidupan. Dia menjadi suri tauladan yang terbaik dalam
membangun hubungan sosial, baik dengan istri, anak-anak, kerabat dan masyarakat
Islam. Rasulullah merupakan suri tauladan terbaik bagi kita dalam berakhlak
mulia, berdakwah kepada Allah serta keteguhannya. Rasulullah laksana cahaya
yang menjadi penerangan jalan kita.
Rasulullah merupakan
contoh yag baik dalam perhatiannya kepada para sahabatnya, Beliau selalu ingin
mengetahui keadaan mereka, menanyakan kondisi mereka, dan memantau mereka. Dia
juga senantiasa mengingatkan orang yang lalai, mendukung orang yang berbuat
baik, lemah lembut terhadap fakir miskin dikalangan mereka, membimbing
anak-anak kecil mereka, sekaligus mengajari orang-orang bodoh diantara mereka
dengan penuh kelembutan.
3. Akhlaq Pemuda
Islam di Era Globalisasi
Pemuda merupakan masa
depan bangsa, maka jika akhlaq pemuda suatu bangsa buruk masa depan bangsa
tersebut akan buruk pula. Masa sekarang, yang sebagian orang mengatakan bahwa
zaman kini telah masuk ke era post modern. Era yang ditandai pergolakan sosial
yang sangat cepat. Namun, kita tidak anya berhadapan dengan progresivitas
pergolakan sosial dan kecanggihan teknologi ipost industri abad ini semata. Di
sisi lain, kita dihadapkan berbagai krisis kemanusiaan, mulai dari krisis diri,
depresi, stress, keretakan institusi keluarga, samapai beragam penyakit
psikologis lainnya. Penyakit-penyakit ini datang justru pada saat peradaban
dikatakan canggih dan berhasil, tetapi dibalik keberhasilan ini berkembang pula
perasaan keidak nyamanan psikologis.
Masalah besar umat hari
ini memasuki era globalisasi terjadinya interaksi dan ekspansi kebudayaan
secara meluas melalui media massa yang di tandai dengan semakin berkembangnya
pengaruh budaya pengagungan materia secara berlebihan (materialistik),
pemisahan kehidupan duniawi dari supremasi agama (sekularistik), dan pemujaan
kesenangan indera mengejar kenikmatan badani (hedonistik).
Benturan-benturan
modernitas memaksa kita meraba fenomena dan membaca realitas yang ada di depan
mata. Bagaimana kita menyikapi dengan arif arus perkembangan yang begitu pesat
dan dahsyat melanda masyarakat kita yang telah terinfeksi “virus zaman”. Potret
generasi muda di era globalisai ini dapat kita lihat, kebanyakan generasi muda
lebh senang mengenal tokoh-tokoh barat dan meniru mereka, sehingga mereka
bertindak dan bersikap jauh dari mencerminkan etika bangsa timur, mereka menganggap
diri mereka kolot bila diperkenalakn figur-figur yang lebih mencerminkan
moralitas dna etika bangsa timur. Selain itu mereka banyak menganut budaya
konsumtif dan menjadi perilaku yang rutinitas dilakukan oleh generais muda di
era global saat ini, sebagai kaibat dari merebaknya epidemi global yang
terwujud dalam bentuk makanan, pakaian, asesoris, gaya bahasa maupun sikap dan
lain-lain. Budaya seks bebas, anak gaul, anak fungky trendy dan modies menjadi
suatu yang menghantui kehidupan generasi muda, begitu pula dengan mewabahnya
generasi narkoba dna minuman keras memberikan gambaran yang jelas akan
tantangan dan ujian yang mesti dihadapi oleh generasi muda.
Dunia pendidikan
akhir-akhir ini digoncangkan oleh fenomena kurang menggembirakan terlihat dari
banyaknya terjadi tawuran pelajar, pergaulan a-susila dika langan pelajar dan
mahasiswa, kecabulan pornografi tak terben dung, sebahagian cendekiawan
berminat tinggi terhadap kehidupan non-science asyik mencari kekuatan gaib
belajar sihir, mencari jawaban dari paranormal me nguasai kekuatan jin, bertapa
ketempat angker menyelami black-magic dan mempercayai mistik. Diperparah oleh
limbah budaya barat berbentuk sensate-culture yang selalu bertalian dengan
hedonistik dengan orientasi hiburan selera rendah 3-S tourisme sun-see-sex dan
gaya hidup konsumeristis, rakus, boros, cinta mode, pergaulan bebas sex ittiba’
syahawat (runtutan hobi nafsu syahawat), indivi dualistik kebebasan salah arah
lepas dari kawalan agama dan adat luhur dengan tampilan per missi vesness dan
anarkis.
Masyarakat dewasa ini
berkembang dengan pesat hampir di semua bidang, teruatama di bidang budaya.
Kemajuan iptek yang sekarang sudah melangit menciptakan arus globalisasi yang
memaksa kita untuk bermuaran ke westernisasasi. Barat seolah menjadi kiblat
kemajuan, sehingga banyak budaya dan etika lokal yang mulai surut bahkan telah
hilang, bergeser ke dalam nilai-nilai modern (barat), tak terkecuali akhlaq dan
etika pergaulan remaja. Virus westernisasi yang telah menguasai dunia remaja
terekam jelas mulai mode busana, hiburan, moral, bahkan metode berpikir. Pola
hidup waqi’iyyin (perilaku yang bertolak belakang pada kenyataan yang tengah
terjadi), sikap hedonis (menjadikan materi sebagai nilai yang paling tinggi dan
menjadi tujuan hidup), dan gaya hidup yang permisiv (gaya hidup yang serba
boleh) telah melanda sebagia remaja.
Budaya sensate memuja
nilai rasa pancaindera, menonjolkan keindahan sebatas yang di lihat (tonton),
di dengar, dirasa, di sentuh, dicicipi, dengan tumpuan kepada sensual, erotik,
seronok, kadang-kadang ganas, meng uta makan kesenangan badani (jas mani).
Orientasinya hiburan melulu, terlepas dari kawalan agama, adat luhur, moral
akhlak, ilmu dan filsafat, dan tercerabut dari budaya dan nilai-nilai normatif
lainnya. Seni dibungkus selimut art for art’s sake, sensual, eksotik, erotik,
horor, ganas, yang lazimnya melahirkan klub malam, night club, kasino dan panti
pijat. Budaya sensate ini dipertajam dampaknya dalam kehidupan remaja oleh
budaya popular ke kota (urban popular culture) yang hedonistik (mulai ber
kembang 1960), dan berkembang lagi US culture impe rialisme (Uncle Sam Culture)
dan the globalization of lifestyle gaya hidup global, world wide sing (Madonna,
Michael Jak son, dll) sejak tahun 1990 di saat memasuki era globalisasi.
“Dan berjihadlah kamu pada
jalan Allah dengan jihad yang sungguh-sungguh. Dia telah memilih kamu dan Dia
sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. Ikutilah
millah (agama) orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian
orang-orang Muslimin dari dahulu (yakni sudah tertera didalam kitab-kitab suci
yang telah diwah yukan sebelumnya), dan begitu juga di dalam Al Quran ini;
supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu menjadi saksi atas
sumua manusia. Maka dirikanlah shalat, bayarkanlah zakat, dan berpegang
teguhlah pada tali Allah (artinya tetaplah men jalankan perintah-perintah
Allah). Dia adalah pelin dung mu, maka Dia-lah sebaik-baik Pe lindung dan
sebaik-baik Pe nolong”.
Generasi muda Islam mesti
tampil dengan citra ibadah yang kokoh, serta teguh (istiqamah) di dalam
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, “yaitu orang-orang yang jika, kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, me nu
naikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan men cegah dari perbuatan yang
mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
4. Urgensi Hubbur
Rasul dalam Akhlaq Pemuda Islam di Era Globalisasi
Generasi ke depan wajib
digiring menjadi taat hukum dimulai dari lembaga keluarga dan rumah tangga
dengan memperkokoh peran orang tua, ibu bapak ninik mamak dan unsur masyarakat
secara efektif dalam menularkan ilmu penge tahuan yang segar dengan tradisi
luhur dan aqidah shahih kepada generasi pelanjut ber tumpu kepada cita rasa
patah tumbuh hilang berganti. Apabila sains dipisah dari aqidah syariah dan
akhlaq akan melahirkan saintis tak bermoral agama, konsekwensinya ilmu banyak
dengan sedikit kepedulian.
Menanamkan kesadaran
tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban asasi individu secara amanah,
penyayang dan adil dalam memelihara hu bu ngan harmonis dengan alam, memperkaya
warisan budaya dengan setia mengikuti dan mempertahankan, istiqamah pada agama
yang dianaut, teguh politik, kukuh ekonomi, mela zimkan musyawarah dengan
disiplin dan bijak memilih prioritas pada yang hak sebagai nilai puncak budaya
Islam yang benar. Sesuatu akan selalu indah selama benar. Ketahanan umat bangsa
terletak pada kekuatan ruhaniyah keyakinan agama dengan iman taqwa dan siasah
kebudayaan. Bila pen duduk negeri beriman dan ber taqwa dibukakan untuk mereka
keberkatan langit dan bumi.
“Jikalau sekiranya pen
duduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan membukakan
(melimpahkan) kepada mereka keber katan-keberkatan dari langit dan dari bumi.
Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya”. (QS.7,al-A’raf:96).
Masa remaja sering
dikatakan sebagai masa hura-hura, pacaran plus kegiatan lain yang banyak
kenalakalan. Sehingga ketika ada remaja yang rajinberibadah, justru teman-teman
mencibirnya. Bahkan sering jadi bahan olok-olokan. Padahal, kita udah sering
dengar satu dari jagalah lima sebelum lima adalah jagalah mudamu sebelum datang
tuamu. Bahkan Allah lebih senang dengan orang muda yang rajin ibadah dibanding
orang tua yang rajin ibadah. Cerdasnya orang yang beriman adalah dia yang mamu
mengolah hidupnya yang sesaat, yang sekejap untuk hidup yang panjang. Hidup
bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk yang maha hidup. Hidupbukan untuk mati,
tapi mati itulah untuk hidup. Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi
setiap hari. Yaitu:
1)
Tahajjud,
karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.
2)
Membaca
Al Quransebelum matahari terbit alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia,
sebaiknya mata membaca Al Quran terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.
3)
Jangan
tinggalkan masjid terutama di waktu subuh.
4)
Jaga
shalat Dhuha karena kunci rezeki terletak pada shalat Dhuha.
5)
Jaga
sedekah setiap hari.
6)
Jaga
wudlu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yang berwudlu.
7)
Amalkan
istighfar setiap saat.
Sebenarnya permasalahan
ini berawal dari bergesernya pandangan hidupkita, terutama konsep kita tentang
kehidupan ini. Dulu orang jawa mempunyai falsafah “hidup di dunia ini hanyalah
ibarat mampir ngombe(mampir minum)”. Ini hampir senada dengan anjuran Nabi
Muhammad SAW, “Kun Fiddunya kaannaka ghariibun au ‘aabiru sabiil”, jadilah kamu
di dunia ini seolah-olah orang asing atau penyeberang jalan. Karena pandangan
hidup inilah, kesederhanaan hidup menjadi sebuah anutan masyarakat.
Untuk membangun kembali
akhlaq pemuda islam di era yang serba modern ini, perlu pelurusan norma-norma
dan nilai-nilai khususnya agama. Sesungguhnya moral yang baik sudah ada pada
diri Rasulullah SAW. Kita sebagai umatnya harus mampu mencontoh sikap dan sifat
beliau. Caranya adalah mulai dengan mencintai Rasulullah, kemudian meniru
perilaku baiknya. Karena sesuatu yang di lakukan asas dasar cinta akan terasa
ringan. Terkadang banyak sekali yang berkata “aku cinta Rasulullah”, tapi
cintanya tidak di realisasikan lewat perbuatan, hanya ucapan saja. Hal yang
seperti itu lah yangmusti kita hilangkan. Kalau kita benar-benarcinta kepada
Rasulullah, maka kita harus melaksanakan ajaranbeliau dengan senang hati dan
penuh ktulusan.
Kesimpulan
Untuk membangun kembali
akhlaq pemuda islam yang kini sudah terpengaruh dengan budaya asing adalah
dengan cara menjauhi laranganNya dan melaksanakan perintahNya. Yang mana Rasulullah sudah membawa ajaran
tersebut, sehingga manusia bisa mencontoh perilkau Rasulullah Muhammad SAW.
Untuk mencontoh atau meniru maka kita harus punya rasa suka terhadp contoh yang
akan kita tiru, sehingga kita mudah dan semangat untuk menirunya. Hubbur Rasul
(cinta Rasul) adalah salah satu cara agar kita mampu melaksankan ajaran yang
dibawa oleh Rasulullah SAW. Karena dengan kita mencintai tokoh yang di jadikan
teladan, maka mudahlah bagi kita untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW.
Sumber:
Amani Ar Ramadi. Pendidikan Cinta Untuk
Anak. Solo: AQWAM. 2006.
Majalah Tahunan EL-QUDSY. Education Is Slow
But A Powerfull Force. Kudus: Persatuan Pelajar Qudsiyah. Edisi 19. 2011.
Majalah El-aman. Pergaulan Muda Mudi Islam Di Tengah Arus
Globalisasi Modern. Kudus: OSIS MAN 2 Kudus 2009-2010. Edisi 07/2010.
Majalah El-aman. Terobosan Baru MAN 2 Kudus “Bilingual Class
System”. Kudus: OSIS MAN 2 Kudus 2007-2008. Edisi 05/2008.
http://salafiyunpad.wordpress.com/2010/02/18/cinta-rasul-hakikat-dan
konsekuensinya/
http://www.minangforum.com/Thread-Akhlak-Remaja-dan-Tantangan-Berat-di-Masa-Depan
No comments:
Post a Comment