Wednesday, 24 December 2014

Bisikan dalam Diam mu....



Wahai engkau sang penakluk hati, tiada rayuan yang kau beri, tiada janji yang kau imingi, tiada ucap yang kau sesali. Diam.... hanya diam yang kau berikan, hanya diam yang kau lakukan. Mungkin hal biasa yang kau perbuat, meskipun bukan hal biasa yang aku dapatkan. Kau bukan pria cerewet, kau bukan pria yang over, kau juga bukan pria yang romantis. Kau bukan seorang raja yang datang dari istana, kau bukan pangeran berkuda putih, kau bukan malaikat cinta yang datang dengan sayap putihnya. Kau bukan super hero yang mampu mneyelamatkan di tengah kekacauan, kau pun bukan seorang yang mampu mengajak terbang tinggi melihat indahnya dunia.
Kau hanyalah seorang insan Tuhan yang mampu memberikan kenyamanan pada seorang insan yang terpuruk dalam kesepian. Kau hanyalah seorang insan Tuhan yang memberikan penerangan dan menunjukkan arah pada seorang insan yang berada dalam kesunyian bagai gelapnya malam tanpa bulan dan bintang.  Kau hanyalah seorang insan Tuhan yang menyirami dan menyejukkan relung insan yang dahaga di tengah terik siang yang mengguncang. Dan kau hanyalah seorang insan Tuhan yang mampu menemani dalam perjalanan hidup yang penuh aral dan rintangan.
Ketika aku keliru kau hanya diam dan tersenyum padaku, seolah kau ucapkan kata “ tak apa, jangan di ulang kembali”. Ketika aku bercerita tentang masa laluku tentang mereka yang pernah ada di hati ku, tak pernah kau bilang cemburu, hanya satu kata yang terucap saat itu dari lisanmu, “semua itu masa lalu dan biarlah berlalu”. Kau tak pernah melarangku ini itu, kau tak pernah menyuruh aku untuk ini dan itu pula. Kau bebaskan aku tuk melakukan semua yang aku mau, kau bebaskan aku tuk berkarya sebebasku. “kepercayaan” itulah yang selalu kau bilang padaku, kunci kebahagiaan adalah kepercayaan pernah sempat kau ucapkan. Aku pun tak mau merusak kepercayaan yang kau berikan padaku. Tanpa kau selalu mengingatkan ku, aku mampu menjaga hati dan diriku, aku mampu membatasi hak-hak ku. Tak perlu kau meminta ku tuk selalu setia padamu, tak perlu kau meminta ku tuk selalu mengingatmu, tak perlu kau meminta ku tuk selalu memikirkanmu. Pun tak perlu kau khawatir jika aku tiba-tiba pergi jauh darimu.
“kepercayaan” satu kata yang selalu kau ucapkan tanpa keraguan. Diam mu,,, buat aku berfikir lebih dewasa, karena aku diperlakukan layaknya seorang yang benar-benar sudah dewasa. Tak di omel-omel, tak dilarang-larang dan tak disuruh-suruh. Diam mu.... yang telah menjaga aku di setiap langkahku. Diam mu.... yang memberi nasihat buat aku dalam setiap proses perjalanan ku. Diam mu pula..... yang menemaniku dan setia mendengarkan curahan hati di setiap hariku.
Aku tau,,, dalam diam kau berkata, meski tak terucap oleh lisan.
Aku tau,,, dalam diam kau berfikir, meski tak tertulis dalam lembaran.
Aku tau,,, dalam diam kau mendengar dan memperhatikan, meski tak nampak dalam pandangan.
Aku tau,,, dalam sujud kau bisikan sebait doa tuk ku, meski ku tak mendengar dalam nyataku.
Meski kau diam tapi aku mendengar bisikan ucapan dari suara hatimu yang berbicara.
Ulfan

24-12-14

No comments:

Post a Comment