Wahai engkau sang penakluk hati, tiada rayuan
yang kau beri, tiada janji yang kau imingi, tiada ucap yang kau sesali. Diam....
hanya diam yang kau berikan, hanya diam yang kau lakukan. Mungkin hal biasa
yang kau perbuat, meskipun bukan hal biasa yang aku dapatkan. Kau bukan pria
cerewet, kau bukan pria yang over, kau juga bukan pria yang romantis. Kau bukan
seorang raja yang datang dari istana, kau bukan pangeran berkuda putih, kau bukan
malaikat cinta yang datang dengan sayap putihnya. Kau bukan super hero yang
mampu mneyelamatkan di tengah kekacauan, kau pun bukan seorang yang mampu
mengajak terbang tinggi melihat indahnya dunia.
Kau hanyalah seorang insan Tuhan yang mampu
memberikan kenyamanan pada seorang insan yang terpuruk dalam kesepian. Kau hanyalah
seorang insan Tuhan yang memberikan penerangan dan menunjukkan arah pada seorang
insan yang berada dalam kesunyian bagai gelapnya malam tanpa bulan dan bintang.
Kau hanyalah seorang insan Tuhan yang
menyirami dan menyejukkan relung insan yang dahaga di tengah terik siang yang
mengguncang. Dan kau hanyalah seorang insan Tuhan yang mampu menemani dalam
perjalanan hidup yang penuh aral dan rintangan.
Ketika aku keliru kau hanya diam dan tersenyum
padaku, seolah kau ucapkan kata “ tak apa, jangan di ulang kembali”. Ketika aku
bercerita tentang masa laluku tentang mereka yang pernah ada di hati ku, tak
pernah kau bilang cemburu, hanya satu kata yang terucap saat itu dari lisanmu, “semua
itu masa lalu dan biarlah berlalu”. Kau tak pernah melarangku ini itu, kau tak
pernah menyuruh aku untuk ini dan itu pula. Kau bebaskan aku tuk melakukan
semua yang aku mau, kau bebaskan aku tuk berkarya sebebasku. “kepercayaan”
itulah yang selalu kau bilang padaku, kunci kebahagiaan adalah kepercayaan pernah
sempat kau ucapkan. Aku pun tak mau merusak kepercayaan yang kau berikan
padaku. Tanpa kau selalu mengingatkan ku, aku mampu menjaga hati dan diriku,
aku mampu membatasi hak-hak ku. Tak perlu kau meminta ku tuk selalu setia
padamu, tak perlu kau meminta ku tuk selalu mengingatmu, tak perlu kau meminta
ku tuk selalu memikirkanmu. Pun tak perlu kau khawatir jika aku tiba-tiba pergi
jauh darimu.
“kepercayaan” satu kata yang selalu kau
ucapkan tanpa keraguan. Diam mu,,, buat aku berfikir lebih dewasa, karena aku diperlakukan
layaknya seorang yang benar-benar sudah dewasa. Tak di omel-omel, tak
dilarang-larang dan tak disuruh-suruh. Diam mu.... yang telah menjaga aku di
setiap langkahku. Diam mu.... yang memberi nasihat buat aku dalam setiap proses
perjalanan ku. Diam mu pula..... yang menemaniku dan setia mendengarkan curahan
hati di setiap hariku.
Aku tau,,, dalam diam kau berkata, meski tak
terucap oleh lisan.
Aku tau,,, dalam diam kau berfikir, meski tak
tertulis dalam lembaran.
Aku tau,,, dalam diam kau mendengar dan
memperhatikan, meski tak nampak dalam pandangan.
Aku tau,,, dalam sujud kau bisikan sebait doa
tuk ku, meski ku tak mendengar dalam nyataku.
Meski kau diam tapi aku mendengar bisikan
ucapan dari suara hatimu yang berbicara.
Ulfan
24-12-14
No comments:
Post a Comment